Pendidikan
Terbuka/Jarak Jauh itu sudah timbul bertahun-tahun sebelum kita, bangsa
Indonesia, mengenalnya. Pengertian atau batasan PT/JJ itu berkembang dari
waktu ke waktu.
Keegan
(1986) mencatat perkembangan batasan yang dibuat oleh berbagai ahli
Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh dan menyusunnya secara kronologis seperti
diuraikan di bawah ini. Pada tahun 1967, misalnya, G. Dogmen membuat batasan
mengenai PT/JJ sebagai berikut: Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh adalah sistem
pendidikan yang menekankan pada cara belajar mandiri (self study).
Belajar mandiri diorganisasikan secara sistematis. Pada cara belajar ini
penyajian bahan belajar, pemberian konsultansi kepada siswa, dan pengawasan
serta jaminan keberhasilan siswa dilakukan oleh tim guru. Masing-masing guru
mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Menurut dia, PT/JJ itu merupakan
kebalikan dari “pendidikan langsung” atau “pendidikan secara tatap muka antara
siswa dan guru”
Secara
ringkas dapat dikatakan bahwa menurut Dogmen ciri-ciri PT/JJ adalah:
·
ada organisasi yang mengatur cara belajar mandiri itu,
·
bahan belajar disampaikan melalui media,
· tidak
ada kontak langsung antara pendidik dengan peserta didik.
Pada
tahun 1968, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby mengatakan bahwa:
Sekolah korespondensi sebagai salah satu bentuk PT/JJ merupakan metode
pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi
antara peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru).
Menurut
mereka karakteristik PT/JJ adalah sebagai berikut:
· Siswa
dan guru bekerja secara terpisah.
·
Siswa dan guru dipersatukan melalui korespondensi.
·
Perlu adanya interaksi antara siswa dan guru.
Pada
tahun 1971 di Perancis ada undang-undang yang mengatur penyelenggaraan BT/JJ.
Hukum tersebut memuat batasan sebagai berikut: Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh
itu merupakan bentuk pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswanya
untuk belajar secara terpisah dari gurunya. Pertemuan antara guru dan siswa
hanya dilakukan kalau ada peristiwa yang istimewa atau untuk melakukan
tugas-tugas tertentu saja.
Menurut
batasan di atas ada dua ciri utama yang menonjol, yaitu:
·
terpisahnya guru dan siswa,
· adanya
kemungkinan untuk acara pertemuan atau pelajaran secara tatap muka tertentu
antara guru dan siswanya.
Pada tahun
1973 O. Peter memberikan batasan pada PT/JJ sebagai berikut: Pendidikan
Terbuka/Jarak Jauh adalah metode penyampaian ilmu, keterampilan, dan sikap yang
dipengaruhi cara-cara mengelola suatu industri. Seperti halnya dalam industri,
sistem PT/JJ dikembangkan dan dikelola dengan mengadakan pembagian tugas yang
jelas antara yang mengembangkan, yang memproduksi, yang mendistribusikan bahan
belajar,.dan yang mengelola kegiatan belajar mengajar. Seperti halnya dalam
industri, bahan belajar yang berupa program media diproduksi dalam jumlah besar
dengan menggunakan teknologi yang maju dan kemudian didistribusikan kepada
pengguna secara luas. Bahan belajar yang diproduksi dalam jumlah besar dengan
mutu yang tinggi itu telah memberi kemungkinan untuk membelajarkan siswa
dalam jumlah besar pada saat yang sama di mana pun mereka berada. Metode
seperti itu dapat disebutkan sebagai mengindustrialisasikan cara belajar dan
mengajar.
Batasan
di atas mengandung beberapa karakteristik sebagai berikut:
· digunakannya
media teknologi yang diproduksi dalam jumlah besar dengan mutu yang tinggi,
·
pendidikan dapat diberikan secara massal,
·
yang merancang, mengembangkan, meproduksi, membagikan bahan belajar dan yang
mengelola kegiatan belajar mengajar orang yang berbeda-beda.
Pada
tahun yang sama, yaitu th 1973 dan diulang lagi pada tahun 1977, M. Moore
mengajukan batasan PT/JJ sebagai berikut: Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh
merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar secara terpisah dari kegiatan mengajarnya, sehingga komunikasi antara
siswa dan guru harus dilakukan dengan bantuan media cetak, elektronik, mekanis,
dan peralatan lainnya. Yang menonjol dalam batasan Moore itu
adalah:
·
terpisahnya siswa dan guru dalam proses belajar mengajar,
· digunakannya
media untuk komunikasi antara siswa dan guru.
Pada
tahun 1977, B. Holmeberg memberikan batasan sebagai berikut: Dalam sistem PT/JJ
siswa belajar tanpa mendapatkan pengawasan langsung secara terus menerus dari
tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan sekolah, namun demikian
siswa mendapat keuntungan dari perencanaan, bimbingan, dan pembelajaran dari
suatu lembaga yang mengorganisasikan PT/JJ itu. Yang menjadi fokus dari batasan
Holmberg adalah:
·
bahwa siswa dan guru bekerja secara terpisah,
· adanya
perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh sesuatu lembaga pendidikan yang
mengatur PT/JJ itu.
Setelah
tahun 1997 batasan PT/JJ itu masih terus berkembang. Ciri-ciri yang menonjol
selama masa perkembangan itu adalah terpisahnya siswa dan guru, adanya lembaga
yang mengelola, digunakannya media untuk menyampaikan isi pelajaran, adanya
komunikasi dua arah antara siswa dan guru, dan tidak adanya kelompok belajar
yang tetap. Pada tahun 1980 Peter melontarkan kembali tambahan ciri pada PT/JJ
yang mengatakan bahwa PT/JJ seolah-olah dikelola seperti industri. Pendapat
Peter ini ada yang mendukung, tetapi juga ada yang tidak dapat menerima.
Di
antara yang menolak teori industrialisasi itu adalah Baath. Dia mengatakan
bahwa teori industrialisasi itu tidak dapat diterapkan pada PT/JJ yang kecil,
dan PT/JJ yang tidak menggunakan bahan belajar yang diproduksi dalam jumlah
besar. Karena itu batasan Peter itu tidak dapat dimasukkan ke dalam batasan
umum sistem PT/JJ.
Banyaknya
lembaga PT/JJ dan banyaknya batasan mengenai PT/JJ itu telah mendorong para
ahli untuk terus mengadakan penelitian dan analisis. Menurut Keegan (1980) para
peneliti itu pada akhirnya menyimpulkan batasan sebagai berikut:
Pendidikan
Terbuka/Jarak Jauh adalah suatu bentuk pendidikan yang mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
· Dalam
sistem PT/JJ siswa dan guru bekerja secara terpisah sepanjang proses belajar
itu. Ini berarti bahwa siswa harus dapat belajar secara mandiri. Bantuan
belajar yang diperoleh dari orang lain sangat terbatas. Ciri ini membedakan
PT/JJ dari pendidikan konvensional yang memberikan pelajaran secara tatap muka.
· Dalam
sistem PT/JJ ada lembaga pendidikan yang merancang dan menyiapkan bahan
belajar, serta memberikan pelayanan bantuan belajar kepada siswa. Adanya
lembaga pendidikan ini membedakan sistem PT/JJ dari proses belajar sendiri (private
study) atau teach yourself programmes. Jadi kalau Anda membeli buku
di toko dan kemudian belajar sendiri sehingga Anda memahami benar isi buku itu,
itu tidak berarti bahwa Anda telah mengikuti sistem PT/JJ .
· Dalam
sistem PT/JJ, pelajaran (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) disampaikan
kepada siswa melalui media seperti media cetak, radio, kaset audio, TV, kaset
video, slide, CD-ROM (program video dalam piringan kecil) dan sebagainya.
Kecuali berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan isi pelajaran, media juga
merupakan alat penghubung atau alat komunikasi antara siswa dan guru.
· Dalam
sistem PT/JJ ada usaha untuk terjadinya komunikasi dua arah antara siswa dan
guru atau antara siswa dengan lembaga penyelenggara, atau antara siswa dengan
siswa lain. Inisiatif untuk berkomunikasi itu bukan hanya datang dari guru atau
lembaga, tetapi dapat juga datang dari siswa. Ciri ini membedakan PT/JJ dari
program siaran radio atau TV pendidikan yang hanya menyiarkan program-program
pendidikan tanpa menjalin hubungan dua arah dengan pendengar atau penonton.
·
Dalam sistem PT/JJ tidak ada kelompok belajar yang bersifat tetap sepanjang
masa belajarnya. Karena itu siswa PT/JJ menerima pelajaran secara individual
bukannya secara kelompok. Sekali waktu memang dapat dilakukan pertemuan
kelompok siswa yang mempelajari mata pelajaran yang sama untuk membicarakan
hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran atau sekedar untuk bersosialisasi.